Berawal dari Linus Trovalds dengan Komputer Minix miliknya, terciptalah Sistem Operasi Linux. Sampai saat ini, sudah tak terhitung lagi, berapa banyak distro-distro yang sudah dikembangkan. Dari Linux yang berbasis TEKS, berkembang menjadi Linux yang berbasis GRAFIK. Bahkan tampilanya pun telah dapat menyaingi Sistem Operasi berbayar sekali pun.
Namun tidak jauh berbeda, jika Anda menggunakan distro linux turunan lainya, semisal Ubuntu,
Debuntu, Kanotix, Knoppix, BackTrack, dll. Dan kebanyakan konfigurasinya
akan menggunakan mode TEKS. Karena dianggap lebih cepat dan efisien.
Bagaimanapun juga, walau m enggunakan GUI, ujung-ujungnya Anda juga harus
mengetahui perintah SHELL.
Dalam Linux,
pembagian hak akses pemakai atau user dibedakan menjadi dua. Yaitu user biasa
dan super user (root). Dengan hak akses super user, kita diperbolehkan merubah,
menambah, dan menghapus file konfigurasi system yang ada. Berbeda dengan user biasa, yang
memiliki hak akses terbatas.
Perbedaan antara
user biasa dan super user, ditandai dengan symbol “$” dan “#” pada terminal.
Untuk login ke super user,
gunakan perintah su.
pudja@debian-server:~$
whoami
pudja
pudja@debian-server:~$ su
Password: (masukan password root)
debian-server:/home/pudja# whoami
debian-server:/home/pudja# whoami
root
Walau dalam
keadaan user biasa, anda masih bisa menggunakan hak akses root. Caranya yaitu
tinggal ketikan perintah sudo sebelum perintah selanjutnya.
pudja@debian-server:~$ sudo
vim /etc/hosts